ABSTRAK
Bugfixing secara harfiah dapat diartikan sebagai proses untuk menghilangkan bug pada aplikasi. Namun pada kenyataannya bugfixing tidaklah sesederhana itu. Seringkali pada tahap pengembangan suatu perangkat lunak, tahapan bugfixing menjadi rumit dan menjadi faktor kegagalan suatu pengembangan perangkat lunak.
Mengapa tahapan bugfixing seringkali menjadi hal yang sulit? Alasan pertama disebabkan karena pada aplikasi berskala besar sering kali bugfixing lebih sulit dibandingkan membuat code baru lebih sulit selain itu bila tahapan bugfixing tidak dilakukan secara sistematis dan benar yang sering terjadi adalah memperbaiki satu bug namun menghasilkan bug yang lainnya. Untuk menghindari hal seperti dibutuhkan tahapan – tahapan bugfixing yang sistematis.
Proses bugfixing pada kenyataannya berkembang dan dapat dibagi menjadi 3 tahapan besar yaitu : tahapan analisis terhadap bug yang dilaporkan, proses perbaikan bug tersebut sendiri, dan tahapan pengetesan kembali bug tersebut.
Mengapa diperlukan tahapan analisis bug? Pada tahapan ini bug dikelompokkan berdasarkan tingkat kepentingan masing – masing bug, mulai dari yang paling penting hingga yang hanya berupa kosmetik. Hal ini memudahkan pengaturan sumber daya untuk melakukan bugfixing dan juga mencegah not a bug masuk sebagai bug.
Tahapan pengetesan kembali bertujuan untuk menentukan apakah bug tersebut masih perlu diperbaiki kembali atau dianggap sudah diperbaiki. Namun selain itu tahapan testing ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya bug lainnya, bila terjadi maka proses perbaikan harus diulang
Kata kunci : bugfixing, bug, testing