Sistem pengendalian persediaan merupakan salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Permintaan yang tidak pasti dan jumlah persediaan yang terbatas menyebabkan perusahaan sering mengalami masalah seperti kelebihan maupun kekurangan persediaan.
PT. Surya Donasin Bandung adalah sebuah perusahaan distribusi skala regional yang bergerak dibidang kosmetik, consumer goods, dan over the counter atau penjualan obat bebas. Saat ini, perusahaan sedang mengalami masalah persediaan seperti over stock, stockouts, dan juga dead stock sehingga menyebabkan munculnya tambahan biaya ataupun hilangnya kesempatan penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan normalisasi stock agar perusahaan terhindar dari kelebihan atau kekurangan persediaan.
Metode analisis data yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah fixed order interval model dengan menggunakan data primer yaitu data penjualan selama 22 periode.
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa produk G14451 memiliki safety stock sebesar 4575 unit dan re-order point ketika persediaan menyentuh 9759 unit. Produk G10293 memiliki safety stock sebesar 1150 unit dan re-order point ketika persediaan menyentuh 2257 unit. Produk G15298 memiliki safety stock sebesar 219 unit dan re-order point ketika persediaan menyentuh 619 unit. Produk G36033 memiliki safety stock sebesar 133 unit dan re-order point ketika persediaan menyentuh 328 unit. Produk L16776 memiliki safety stock sebesar 35 unit dan re-order point ketika persediaan menyentuh 74 unit. Walaupun jumlah amount to order setiap produk dan periode mayoritas meningkat akan tetapi jumlah persediaan mengalami penurunan dan kembali normal.
Kata kunci: Amount to Order, Fixed Order Interval Model, Sistem Pengendalian Persediaan, Reorder Point, Safety Stock.