Detail Cantuman
Advanced SearchAnalisis Faktor - Faktor Penyebab Biaya Penalti Ekspor Transformer Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung
ABSTRAKSI
PT. Nikkatsu Electric Works merupakan perusahaan swasta nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang usaha alat-alat listrik dan didirikan untuk memenuhi kebutuhan peralatan listrik bagi pemakai di dalam maupun di luar negeri. Departemen Transformer adalah salah satu departemen di dalam tubuh organisasi PT. Nikkatsu Electric Works yang bergerak di bidang pembuatan transformator dengan keseluruhan produknya berorientasi ekspor. Masalah yang tengah dihadapi oleh Departemen Transformer yaitu adanya biaya penalti yang harus ditanggung dan dibebankan kepada perusahaan akibat keterlambatan proses pengiriman produk transformer serta klaim produk cacat yang diterima oleh pihak buyer.
Proses penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor QCD yang mengakibatkan munculnya biaya penalti terhadap kriteria performansi kualitas (quality), biaya (cost), dan waktu (delivery) yang menjadi faktor kunci keberhasilan perusahaan untuk tetap dapat bersaing. Tahap penelitian dilakukan dengan observasi dan pengumpulan data terkait proses produksi, produk cacat, produktivitas. Analisis dilakukan dengan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Presedence Diagram untuk menentukan faktor penyebab keterlambatan ekspor. Biaya penalti muncul karena perusahaan tidak berhasil memenuhi jadwal pengiriman ekspor produk transformer yang telah ditetapkan di dalam kontrak kerja sehingga buyer akan membebankan biaya penalti kepada PT. Nikkatsu Electric Works. Salah satu penyebab keterlambatan tersebut adalah adanya keterlambatan aktivitas-aktivitas yang berada pada jalur kritis dari proses produksi transformer.
Meninjau dari segi kuantitas, persentase jumlah produk cacat transformer apabila dibandingkan dengan total keseluruhan produksi jumlahnya cukup tinggi yaitu sebesar 1,41% namun masih berada dalam batas aman perusahaan. Hasil analisis dengan FMEA menunjukkan bahwa dibandingkan masalah produktivitas dan keterlambatan proses packing, masalah untuk proses gulung coil berpengaruh paling besar (nilai RPN = 240) terhadap keterlambatan ekspor khususnya sebagai masalah keterlambatan aktivitas pada jalur kritis. Hasil analisis dengan Presedence Diagram menunjukkan bahwa per satuan 1500 pieces produk transformer tipe DVSC 500 VA, Departemen Transformer membutuhkan waktu penyelesaian selama 89 hari 5 jam, dengan jalur kritis pada proses kegiatan gulung coil yang memiliki lead time terpanjang yaitu 33 hari 6 jam. Salah satu usulan yang diberikan pada perusahaan untuk mencegah keterlambatan jalur kritis adalah agar perusahaan membuat sistem pendeteksian terhadap jumlah lilitan coil yang dapat dibuat lebih akurat daripada sistem lama yang hanya sekedar penghitungan jumlah lilitan pada tention meter.
Kata Kunci: QCD, Biaya Penalti, FMEA, Presedence Diagram
Ketersediaan
KP/TI 89 | KP/TI 89 | My Library | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
KP/TI 89
|
Penerbit | ITHB : Bandung., 2012 |
Deskripsi Fisik |
-
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
-
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek |
-
|
Info Detil Spesifik |
Dosen Pembimbing : Ir. Roland Y.H. Silitonga, MT.
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain